G'Story "Aku Tau"

Aku Tau

Akhir-akhir ini ayah dan ibu sedang sibuk—sibuknya mempersiapkan pernikahan abang yang rencananya akan diadakan akhir tahun ini. Mungkin dipostingan sebelumnya aku sudah menceritakan tentang keluargaku, tentang abang, ibu dan ayah. Mungkin tidak banyak tapi kurasa cukup menggambarkan bagaimana mereka. Abang, satu tahun terakhir ini tak ada topik lain yang ia bicarakan kepadaku selain topik tentang pernikahan, tentang rencananya, dan tentang wanitanya. Aku tau “menikah” adalah satu-satunya impiannya sekarang, menurutku wajar karna di umurnya yg november ini genap 26 tahun sudah saatnya memikirkan pernikahan, belum lagi undangan pernikahan dari teman seangkatannya yang mulai berseliweran, dan pertanyaan-pertanyaan dari keluarga seperti kapan nikah? Calonnya mana? Kok gak dibawa? Sepertinya sudah cukup dijadikan alasan baginya untuk segera menikah.
Pernikahan bukan untuk main-main, kalimat itu yang selalu dilontarkan ibu setiap kali abangku membahas tentang pernikahan. Ya aku tau, setelah semua pengalaman pahit tentang pernikahan yang telah ibu alami, wajar jika ibu selalu berhati-hati bahkan bisa dibilang anti dengan sesuatu yang berkaitan dengan pasangan, hubungan bahkan pernikahan. Aku tau maksud ibu, ia hanya tak ingin kegagalan dalam membina rumah tangga juga terjadi pada anak-anaknya. Ibu sempat beberapa kali bertanya padaku, apakah abangmu benar2 serius ingin menikah? Menikah itu bkan untuk main-main loh, ah kalimat itu keluar lagi. Aku tidak berani mengiyakan, jawaban andalanku hanya sesingkat kata "entahlah".
          Ayah, sepertinya ia sosok yang paling santai menanggapi keinginan abangku untuk menikah, memang ia orang yang terbuka, abangku bahkan tak sungkan mmbawa wanita-wanitanya ke rumah ayah untuk dikenalkan pada laki-laki yang sangat terbuka itu, hal yg tak pernah berani abang lakukan pada ibu. Tetapi di mata abangku justru ayah bukan sosok yg bisa diandalkan, ayah terlalu santai bahkan untuk hal paling penting dlam hidup abang, tak ada pertolongan atau uluran yang terlalu berarti yang ayah lakukan untuk abang, begitulah yg abang keluhkan padaku. Tapi aku justru berfikir lain, ayah bukan tak ingin mengulurkan tangannya sedikit lebih panjang, tapi karena ayah tau ia tak punya apa-apa untuk diulurkan pada anak sulungnya itu. Aku tau, keadaan ekonomi ayah sedang payah. Ayah mana yg tak mau mengulurkan tangan kepada anaknya, kurasa jika ayah tak sedang kesulitan, menggenggam tangan anaknya juga pasti ayah lakukan.
          Beberapa minggu yg lalu aku mndapat pesan singkat dari ibu, aku bahkan bingung harus kaget atau biasa saja setelah mnerima pesan dri ibu. Pesan ibu berbunyi  "Assalamualaikum wr.wb. dek apa kabar? Tgl 21 desember nanti abangmu akan menikah, tolong do'akan semoga y**** memang jodoh terbaik untk abang" aku tak langsung membalas pesan ibu, aku justru mencapture pesan dari ibu lalu mengirimnya ke abang lewat wa disertai dengan kalimat ejekan "ciie yang udah nentuin tanggal”. Balasan dri abang justru membuatku ngakak lebar bagaimana tidak, abang bilang dia akan merajuk dan tak akan pernah menikah/jadi jomblo selamanya jika kali ini keinginannya untuk menikah tidak dikabulkan.
          Aku tau bagaimana perasaan ayah ibu sekarang, mereka pasti merasa sedih karna tak mampu memberi lebih untuk anak sulung mereka, tak seperti yang kebanyakan orang tua kaya lakukan. Tapi kurasa abang paham dan memaklumi keadaan ayah ibu, karna abang sudah cukup dewasa dalam hal ini. Aku tau bagaimana perasaan abang, ia pasti merasakan bahagia dan sedih disaat yg bersamaan. Impiannya selama ini akan segera terwujud, tapi ia tak bisa mengadakan hajatan besar-besaran layaknya pengantin kebanyakan. "Menikah itu gak perlu mahal yang penting sah" kalimat andalan yg kusampaikan untuk menenangkan hatinya, "Tapi beli mas kawin juga butuh uang, tiket pesawat untuk ayah ibu dan aku pergi ke kampung halaman dia juga udah berapa, tetap aja mahal" itulah jawabannya yg berhasil membungkam mulutku.
          Ah mengapa menjadi orang dewasa sesulit ini, tapi apakah menjadi orang dewasa kaya raya juga sulit? Bukankah dengan uang semuanya bisa terselesaikan? Entahlah, untuk yang satu ini aku tak tau.

^Apapun hal baik yang sedang kau rencanakan, semoga semuanya dipermudah, amiin

Komentar

  1. If you're attempting to burn fat then you absolutely have to get on this brand new personalized keto meal plan.

    To create this service, licensed nutritionists, fitness couches, and cooks joined together to provide keto meal plans that are efficient, painless, cost-efficient, and satisfying.

    Since their grand opening in 2019, hundreds of people have already transformed their figure and well-being with the benefits a certified keto meal plan can provide.

    Speaking of benefits; clicking this link, you'll discover eight scientifically-proven ones given by the keto meal plan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "TENTANG TERANG"

PUISI "AKU PENAT"

PARADISE FALLS "7 Hari Tantangan Menulis #Kampusfiksi dan #Basabasi Strore"