Postingan

G'story "Masa Tua"

Skenario Allah mmang luar biasa, mungkin pengalaman pribadi saya ini bisa menjadi pelajaran bagi kita... Saya mengenal seorang bapak yg sudah berumah tangga, hidup bahagia dan harmonis dengan 2 orang anak  yang tampan serta didampingi seorang istri yg cantik, keluarga mereka benar2 harmonis dengan rezeki yg luar biasa lancar, mereka mampu membangun rumah bertingkat, mempunyai mobil dan beberapa ekor sapi, keluarganya benar2 family goal terutama dalam hal beribadah, setiap subuh saya selalu bertemu mereka berangkat sholat subuh ke masjid bersama, kebayang kan gmana ademnya keluarga ini. Tapi yg namanya ujian ya suka2 Allah ya ngasi nya kapan dan dgn cara yg bgaimana, ujian yg diturunkan Allah ke keluarga ini lumayan berat, suatu hari si ayah terserang stroke, Karna si ayah tulang punggung keluarga otomatis segalanya berubah, satu per satu harta mereka habis, disinilah mreka diuji, tapi sepertinya si istri tak kuat menjalani ujian, mungkin juga bosan mengurus suami yang tak bisa apa2

G'story "Inspirasi"

Gambar
Sebuah cerita singkat pengalaman pribadi yang mungkin kita dapat memetik pelajaran di dalamnya... Pada suatu hari saya dan teman saya hendak pergi ke suatu tempat, kami berangkat sekitar pukul 9 pagi, sebelum berangkat teman saya memutuskan untuk mengisi bensin terlebih dahulu, kami berhenti di spbu terdekat, sambil menunggu teman saya mengantri untk mengisi bensin, saya duduk di emperan minimarket yg ada di area spbu, perhatian saya tertuju pada seorang laki2 penjual koran yg mngkin umurnya sekitar 25 tahunan ke atas, ia seorang penyandang disabilitas, kedua kakinya tidak normal seperti orang kebanyakan, ia tampak sangat kesulitan untuk berjalan, namun satu hal yg membuat saya berdecak kagum, dibalik keterbatasan yg ia miliki, ia mempunyai semangat yg luar biasa, meskipun kesulitan untuk melangkah tetapi ia begitu semangat menghampiri satu per satu mobil/motor yg sedang mengantri bahan bkar, menawarkan tumpukan koran yg ada di dekapannya, tak ada raut memelas yg tergambar diwajah

G'Story "Aku Tau"

Aku Tau Akhir-akhir ini ayah dan ibu sedang sibuk—sibuknya mempersiapkan pernikahan abang yang rencananya akan diadakan akhir tahun ini. Mungkin dipostingan sebelumnya aku sudah menceritakan tentang keluargaku, tentang abang, ibu dan ayah. Mungkin tidak banyak tapi kurasa cukup menggambarkan bagaimana mereka. Abang, satu tahun terakhir ini tak ada topik lain yang ia bicarakan kepadaku selain topik tentang pernikahan, tentang rencananya, dan tentang wanitanya. Aku tau “menikah” adalah satu-satunya impiannya sekarang, menurutku wajar karna di umurnya yg november ini genap 26 tahun sudah saatnya memikirkan pernikahan, belum lagi undangan pernikahan dari teman seangkatannya yang mulai berseliweran, dan pertanyaan-pertanyaan dari keluarga seperti kapan nikah? Calonnya mana? Kok gak dibawa? Sepertinya sudah cukup dijadikan alasan baginya untuk segera menikah. Pernikahan bukan untuk main-main, kalimat itu yang selalu dilontarkan ibu setiap kali abangku membahas tentan
Gambar
Surga di ekor borneo Karya Neni Haryani Bukan malam tetap berkilau Meski jauh tuk terjangkau Pesonamu sungguh memukau Pasir berkilau bak berlian Biru air bertabur batuan karang Mereka bahkan bilang kau surga Mungkin karena saking indahnya Pada senja aku terperangah Saat sang jingga pulang ke rumah Air mu surut kaupun memerah Sungguh ini surga yg belum terjamah Lantas harus dengan cara apa aku mengucap syukur? Atas mahakarya indah tak terukur Wahai surga di ekor borneo Tunggu aku datang lagi Semoga saat aku kembali Kau tak sedang tersakiti Dibabat habis tangan-tangan keji Inspired by pantai temajok, sambas, kalimantan barat. *Ada yang pengen ke sana? Yuk bareng wkwk

G'story "NIKAH"

Gambar
Kepada yang menatapku begitu lekat tadi malam Kepada yang menggenggam erat jemari ku dalam kelam Mengapa rasanya begitu dekat Kita dan rencana2 yang kau utarakan Kau terlihat begitu siap Dan aku hanya bisa menatap tanpa sekalipun berucap Ragu tak tampak sama sekali Bahkan dengan tegas kau utarakan Memohon restu pada laki2 yg kukenal pertama kali Kita terbuai bahagia hingga larut malam Kecup jemariku Dan kau pamit pulang Seketika mimpiku usai. *Sebenarnya mau cerita tentang mimpi "dilamar" sama unpredicable guy haha tapi karna sepertinya ini bakal absurd banget jadi ya udahlah ya biarin cerita tentang mimpi tadi malam hilang dari ingatan wkwk bye !!

CERPEN MINI (CERMIN) "CHOICES"

Gambar
"CHOICES" Lea masih terpaku di tempatnya, menatap nanar layar ponsel di tangannya yang sejak tadi menampilkan pesan singkat yang tak kunjung dibalasnya. Lea sudah membaca pesan itu berkali-kali, hingga rangkaian kalimat itu hampir dihapalnya. Lea benci saat-saat seperti ini, saat dimana ia dihadapkan pada pilihan sulit, dimana otaknya dipaksa berfikir 1000 kali lebih keras, “DIA” kembali menghantui hidup lea, menghampirinya dengan rentetan pertanyaan, menuntut jawaban serta alasan. Hembusan angin malam dari jendela berteralis besi di kamarnya membuat tubuhnya bergidik, kenangan masa lalu itu menguap kembali. “ Jangan membohongi perasaanmu le, kalau kamu suka ya bilang aja” perempuan berambut sebahu itu sahabatnya, Elsa. “ tapi gue ini perempuan sa !! dia nya aja yang gak peka, ngapain coba dia ngasi gue ruang lebar-lebar di kehidupannya, tapi sesenti pun gue gak punya ruang di hatinya.” Lea meremas kaleng soft drink di tangannya. “ tapi kan sekarang jamannya ee….” “

CERPEN MINI (CERMIN) "PETUAH)

Gambar
"PETUAH" Aku meletakkan potongan balok kayu sebagai alas duduk di samping mbah kung, kuperhatikan gerakan tangannya yang begitu cekatan membuang plastik tipis penutup gelas bekas air mineral menggunakan pisau lipat kecil di tangannya. “mau bantu?” tanyanya seraya menyodorkan pisau itu ke arahku, aku meraih gelas plastik bekas pertamaku, aiish rasanya sudah sangat lama tanganku tak menyentuh benda ini. Meski tak selihai dulu, setidaknya aku masih ingat bagaimana cara melakukannya. “Gimana tempat barumu nduk ? Betah?” “Ya begitulah mbah, masih perlu beradaptasi. Dibilang betah nggak juga, masih sering kangen sama ibu, bapak, abang, mbah dan semua keluarga di sini.” Aku meraih gelas keduaku. “Kuncinya cuma satu, Sabar. Nanti juga terbiasa. Kangen itu pasti ada nduk , biarpun kangen tapi kamu masih bisa nelfon toh ?” aku mengangguk. “Jadilah perempuan yang mandiri, perempuan yang kuat tapi tetap lembut hatinya, jadilah perempuan yang pandai menempatkan diri, yan